Minggu, 12 April 2015

Solo Utara Jadi PR Berat Wali Kota Baru

"Pasar Gede Solo merupakan simbol ekonomi Kota Bengawan"


(SURAKARTA)—Wali KotaSurakarta periode 2015-2020 memiliki pekerjaan rumah (PR) yang berat, yakni pengembangan kawasan Solo (Surakarta) utara. Pengembangan kawasan Banjarsari dan Jebres itu dianggap belum optimal selama dua periode kepemimpinan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi)  dan F.X. Hadi Rudyatmo, yakni periode 2005-2010 dan periode 2010-2015.
PR kepala daerah tersebut muncul dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) di DPRD Kota Surakarta, Kamis 9 April 2015. Rapat itu membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Akhir Masa Jabatan (AMJ) Wali Kota Solo 2010-2015 bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta..
Salah satu anggota Banggar, Supriyanto, menilai pengembangan kawasan Solo utara tidak optimal terutama di sektor ekonomi dan infrastruktur. Upaya engembangan kawasan Solo utara, kata Supriyanto, masuk prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2010-2015.
“Saya lihat aspek ekonomi di Solo utara tak tampak. Infrastruktur juga baru saja dibangun, seperti Jembatan Banyuanyar, Jembatan Sungai Gajah Putih, dan Jembatan Komplang. Infrastruktur itu belum jadi daya tarik para investor,” tutur Supriyanto.

Anggota Banggar dari Solo Utara, M. Edy Jasmanto, menyoal kinerja riil Pemkot di kawasan Solo utara. Dia melihat akses jalan ke RSUD Ngipang tidak memenuhi syarat karena kurang lebar. Kalau Pemkot serius, Edy memprediksi pelebaran akses jalan ke RSUD Ngipang bisa terlaksana. “Kalau fasilitas yang ada di Solo utara memadai, para investor pasti datang sendiri,” imbuh Edy.(ok)

0 komentar:

Posting Komentar